Serangan di desa Thuye Tha Mein yang
terletak sekitar 64 kilometer dari Yangoon ini bermula dari cekcok
akibat pembangunan sekolah Islam di dalam masjid, menurut organisasi hak
asasi Amnesty International.
Muslim di desa itu berlindung di kantor polisi menyusul serangan tanggal 23 Juni lalu.
Amnesty juga menyerukan dilakukannya penyelidikan yang menyeluruh terkait serangan yang menyebabkan satu orang luka-luka itu.
Dalam beberapa tahun terakhir, ketegangan agama meningkat di Myanmar dan
sering dipicu oleh pihak garis keras nasionalis Buddha dengan sasaran
terutama Muslim.
Sejumlah komentar di Facebook BBC Burma terkait berita tentang serangan
ini antara lain dari Mohamad Faisal yang menulis, "Mengapa polisi baru
menjaga sekarang, Anda takut sama massa? Mengapa tidak dijaga sebelum
serangan terjadi?".
Komentar lain dari Chit Chit Mandalay yang mengatakan, "Mengapa baru
dijaga sekarang dan ini akan memancing kerusakan lagi," sementara Sun
Power menulis, "Jangan kasar, hindari kekerasan dan kita harus bersatu."
Rentan kekerasan
Namun banyak komentar anti-Islam dalam posting di BBC Burma terkait berita serangan ini.
Editor BBC Burma, Tin Htar Swe, mengatakan masyarakat Burma sangat rasis dan ini akibat pemerintah militer sebelumnya yang memainkan 'kartu nasionalis'.
Pemerintah sebelumnya sengaja tidak
mengambil tindakan bila ada insiden dan akibatnya kekerasan komunal dan
sektarian sangat rentan... dan bisa terjadi dengan pemicu kecil apapun,"
kata Swe.
Pemimpin partai berkuasa Aung San Suu Kyi tambah Swe, saat ini
menetapkan prioritas yang lebih besar termasuk menjaga perdamaian dan
konstitusi.
"Bila ia memulai membicarakan soal kekerasan, akan timbul keributan (dalam pemerintahan)," tambahnya.
Suu Kyi, peraih Hadiah Nobel Perdamaian menghadapi kritikan karena
dianggap tidak mengambil sikap tegas terhadap Muslim, terutama kelompok
Rohingya yang banyak tinggal di negara bagian Rakhine. Suu Kyi sendiri
mengatakan meminta waktu di tengah upaya pemerintahan sipilnya untuk
membangun kepercayaan antar komunitas.
Win Shwe, sekretaris masjid, mengatakan kepada kantor berita AFP,
penduduk Muslim khawatir akan keselamatan mereka dan merencanakan untuk
pindah ke kota terdekat sampai ketegangan mereda.
"Situasi kami masih belum aman dan kami merencanakan untuk pindah dari desa ini... kami masih takut," katanya kepada AFP.
Source : [pos-metro.com]
Comments
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan dan juga relevan dengan tema artikel yang ditulis. Tidak diperkenankan untuk spaming. Terimakasih.