Kisah Pilu: Bayi Meninggal karena Asap Rokok di Acara Aqiqah, Peringatan bagi Semua Perokok

Bloggues.com, Kisah pilu bayi meninggal karena asap rokok ini menjadi viral, kronologisnya dibagikan di Facebook. Tragedi ini menjadi peringatan bagi semua perokok, agar tidak sembarangan merokok di dekat anak-anak, bayi, dan balita.


Bagi Anda seorang pecandu rokok, berhati-hatilah saat berada di sekitar bayi atau balita. Kisah bayi meninggal karena rokok di acara aqiqah ini mungkin bisa membuka mata Anda.

Keluarga ibu Indah harus menanggung pilu yang teramat sangat karena putera kecil mereka harus kembali ke pangkuan Sang Pencipta dalam usia sangat dini, 1 bulan. Yang lebih memilukan, tragedi ini disebabkan oleh keegoisan seorang tamu yang merokok di acara aqiqah bayi bernama Hafizh tersebut.


Dalam sebuah status yang ditulis ibu Indah tanggal 9 Agustus 2017 lalu, ia menceritakan kronologis kejadian yang menimpa putera semata wayangnya tersebut.
Dia menulis:


Pagi itu, tgl 17 juli 2017 kami sekeluarga akan mengadakan pesta cukur rambut dan aqiqah untuk hafizh. Kami pun menginap dari seminggu yang lalu dirumah ibu mertuaku (acara diadakan dirumah ibu mertuaku, karna di rumahku lingkungannya terlalu sempit).

Akhirnya pada malam acara itu putraku Hafizh ku bawa ke ruang tamu. Karna banyak tamu yg ingin melihat Hafizh, aku terlalu sibuk dengan tamu, sampai aku tak menyadari kalau ada orang yang sedang merokok.

Awalnya Hafizh baik-baik saja tak ada kendala. Sampai 2 hari sesudah acara itu, Hafizh batuk-batik dan nafasnya tersendat sendat (sesak).

Aku memberitahukan suamiku tentang keadaan Hafizh, akhirnya aku diberikan obat batuk. Karna Hafizh masih terlalu kecil, aku yang minum obatnya (saat itu aku menyusui)
Karena kondisi Hafizh tak kunjung membaik, Indah dan sang suami membawa putera mereka ke bidan. Namun bidan tersebut menolak memberi obat karena Hafizh masih terlalu kecil.



Akhirnya, Hafizh pun dibawa ke rumah sakit dan menjalani serangkaian pemeriksaan. Setelah diperiksa, baru diketahui bahwa Hafizh mengalami pneumonia atau paru-paru basah.

Ya Allah berat rasanya melihat putraku yang masih terlalu kecil masuk ke ruang IGD dan divonis mengalami pneumonia berat, kalau aku bisa meminta.

 Aku saja yang terkena penyakit itu daripada aku harus melihat Hafizh terbaring lemah dengan infusan, oksigen, suntikan, dan lain lain :'(



Setiap detik, aku hanya menginginkan kabar baik yang diucapkan oleh dokter. Sampai pada akhirnya, Hafizh harus melakukan rontgen agar bisa diteliti lebih dalam penyakitnya.
Kedua orangtua Hafizh berdoa tanpa henti agar kondisi bayi yang baru berusia satu bulan itu bisa membaik. Namun, kenyataan berkata lain, kondisi Hafizh justru makin memburuk.

Hafizh harus dipindahkan ke ruang perawatan PICU (Pediatric Intensive Care Unit) karena kondisinya yang semakin menurun. Indah dan suaminya pun dipanggil oleh dokter, untuk membacakan hasil rontgen.

Indah mengutip ucapan dokter:

Jadi gini Bu, Pak.. Bayi Hafizh ini mengalami pneumonia sangat berat. Ini hasil rontgennya, seharusnya paru parunya itu berwarna hitam. Tapi disini paru paru bayi hafizh hampir putih semua.

Hitamnya hanya sebagian aja. Saya minta tanda tangan untuk persetujuan kalau nanti terjadi hal yang tidak diinginkan ya Bu, Pak.

Dengan berat hati, Indah dan suami menandatangani surat tersebut. Sambil terus berharap ada keajaiban yang bisa membuat Hafizh selamat.

Akan tetapi pada hari Minggu 30 Juli 2017, harapan itu pupus ketika mereka kembali dipanggil ke ruang PICU dan mendapat kabar bahwa denyut nadi Hafizh terus menurun. Indah dan suami hanya bisa pasrah.

Indah mengenang saat-saat terakhirnya melihat Hafizh. Dengan napas yang tersengal-sengal, ia masih bisa tersenyum menatap sang Bunda:

Kulihat Hafizh menatapku dalam-dalam, seperti pertanda kalau ia akan meninggalkan aku pergi selamanya. Aku pun tersenyum membalas tatapannya.

Bunda sayaaanggg banget sma dd Hafizh. Kucium keningnya dan tak lama Hafizh pun 'tiada'. Innalillahi wa inna ilaihi roji'un.


Semua menjadi sangat gelap. Duniaku telah pergi untuk selamanya. Tangisku dan tangis suamiku meledak.

Indah melepas kepergian puteranya dengan ikhlas sembari berdoa agar dia mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan.

Ya Allah, jika ini yang terbaik. Lindungilah Hafizh, berikanlah ia tempat yang indah di surga-Mu. Berikanlah ketabahan dan kekuatan untuk kami yang ditinggalkan. Amin
Mencegah risiko bayi meninggal karena rokok

Kisah bayi meninggal karena asap rokok ini seharusnya bisa dicegah, jika tidak ada orang yang sembarangan merokok di dekat bayi. Sistem imun bayi masih sangat lemah sehingga belum mampu melindungi tubuhnya dari paparan asap rokok yang beracun.

Bila Anda memiliki teman atau kerabat yang memiliki kebiasaan merokok, sebelum mengundangnya, Anda harus memastikan beberapa hal berikut ini:

Minta dia untuk tidak merokok di dalam rumah Anda atau pun di dalam mobil yang digunakan untuk membawa bayi Berada sejauh mungkin dengan orang yang merokok
Jangan membawa bayi ke tempat-tempat yang dekat dengan area merokok, seperti restoran.


Jika ada orang yang merokok di sekitar bayi Anda, mintalah dengan sopan untuk tidak merokok. Karena membuat bayi Anda sakit.

Jika terpaksa berada di sekitar orang yang merokok, dan dia menolak mematikan rokoknya, bukalah jendela lebar-lebar atau berpindah tempat yang lebih jauh.

Jika suami Bunda seorang perokok, bagikan artikel ini agar dia sadar betapa bahayanya merokok di sekitar anak. Apabila dia kesulitan mengatasi kecanduan merokok, setidaknya ingatkan dia untuk tidak pernah merokok di dekat anak.

Kisah bayi meninggal karena asap rokok ini harusnya bisa menjadi peringatan betapa berbahayanya paparan asap rokok pada bayi dan balita. Jangan sampai hanya karena tidak mampu menahan keinginan merokok, anak kita menjadi korban.

Bagikan kisah ini sebanyak-banyaknya sebagai bahan peringatan untuk orangtua lain dan para perokok di luar sana agar sadar untuk tidak merokok di sekitar anak.




Referensi Artikel : Okezone, Tribunnews, Medicinenet

Comments